Pertanyaan mengenai TUHAN dan/atau KETUHANAN

p4

Siapa sih Tuhan Agama Buddha? Pertanyaan yang sering ditanyakan umat non-buddhis? Gw pengen tau nih? cari dipaman google juga ngejelimet?
Ada yang jawab :
a. Tuhan agama buddha : Tidak tahu (nga tau)
b. Tuhan agama Buddha adalah Buddha
c. Tuhan agama Buddha adalah Dewi Kwan Im
d. Tuhan agama Buddha adalah Sidharta Gautama
e. Tuhan agama Buddha adalah Sun Go Kong
f. Tuhan agama Buddha adalah bla…bla…bla….banyak dan perlu  penjelasan (sambil senyam senyum).
Tapi kalo dimuslim jawabannya enak: Tuhan adalah Allah, Kalo di kristen tuhan adalah tuhan yesus. Jawaban diatas (a, b, c, d, e, f) adalah jawaban secara umum oleh sebagian umat buddha dan jawaban itu belum tepat/tidak benar.

Dari sumber tripitaka dan beberapa sutera sang buddha:
Dalam ajaran buddha umumnya tidak membicarakan secara detail mengenai kata “TUHAN” tetapi banyak membicarakan “KONSEP KETUHANAN”. Kenapa? disutera tidak ada jawaban yang simple dan langsung seperti umat islam dan kristen (semit/samawi).
Umumnya umat buddha bila ditanya mengenai konsep ketuhanan kebanyakan jawabannya adalah bersumber pada hukum alam, hukum alam semesta, hukum sebab akibat (DHAMMA/DHARMA). Bila ditanya mengenai kata “TUHAN” pasti sebagian besar agak bingung, bukan berarti tidak mengerti atau kurang paham, tetapi karena hal tersebut memang sulit dijelaskan dengan kata-kata. karena konsep yang diajarkan berbeda (arya) dengan konsep samawi.
Beberapa jawaban dari beberapa aliran/sekte agama buddha yang jawabannya pendek dan tidak ada embel-embel, yaitu:
A. Tuhan agama buddha : Tidak bernama tetapi ada
B. Tuhan agama buddha : Hukum alam semesta
C. Tuhan agama buddha : Tidak dapat dipersonifikasikan

Agama Buddha tidak membicarakan Tuhan itu secara personal tetapi pada intinya sifat Ketuhanan itu sendiri terwujud dalam hukum yang berlaku secara universal di dalam alam semesta ini dan hukum terwujud dalam segala gejala alam semesta dan dalam diri manusia itu sendiri.

Dalam agama buddha dibedakan antara Tuhan dan Ketuhanan
Tuhan menurut KBBI :  noun (kata benda) 1 sesuatu yg diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sbg yg Mahakuasa, Mahaperkasa, dsb: — Yang Maha Esa; 2 sesuatu yg dianggap sbg Tuhan: pd orang-orang tertentu uanglah sbg — nya;

Istilah ‘tuhan’ di Indonesia sesungguhnya berasal dari Bahasa Kawi yang berarti “penguasa atau tuan”.
TUHAN dalam hal ini sebagai “kata benda”, umumnya bila “kata benda” sering bertanya-tanya apakah TUHAN itu ada? seperti apa bentuk/rupanya? tinggal dimana? apakah besar atau kecil? apakah mempunyai keluarga? apakah seperti manusia? apakah cuma sendiri? apakah tuhan bisa marah? akan timbul banyak sekali pertanyaan-pertanyaan karena memang merupakan KATA BENDA yang diasumsikan ada wujudnya.

Kata “KETUHANAN” lebih diterima bagi umat buddha, karena membicarakan sifat dari kata “TUHAN”, bukan sesuatu yang bersifat BENDA yang banyak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan/asumsi-asumsi. Umumnya hukum sebab akibat/hukum alam semesta/hukum karma adalah penjelasan mengenai sifat dari konsep ketuhanan dalam agama buddha.

Nah, biasanya kalo ditanya sama orang islam/kristen (semit/samawi) biasanya dijawab:
A. Tuhan agama buddha : Tidak bernama tetapi ada ; atau
B. Tuhan agama buddha : Hukum alam semesta/tidak dapat dipersonifikasikan

Nah, kalo ditanya sama umat hindu, buddha lain sekte dan konghucu, jawabannya:
Tuhan agama buddha : Hukum alam semesta/hukum sebab akibat.

Anda, sebagai pengamat didunia maya, pasti juga mencari tahu dipaman google kebanyakan konsep ketuhanan agama buddha dijelaskan pada Kitab UDANA VIII : 3, bahwa ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak dijelmakan, tidak diciptakan,yang mutlak.

Kitab tersebut merupakan “salah satu sutera sang Buddha” yang menjelaskan KONSEP KETUHANAN. Agama buddha mengajarkan memberikan kebaikan/kebajikan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain (Mencapai nibanna/nirwana/kesadaran buddha). Konsep ketuhanan dalam Nichiren Shoshu ini dijelaskan diberbagai gosyo terutama pada gosyo ” Kaimokusyo” ” Kanjin no Honzon Syo”,” Totai Jisyo”, ” San Syo Jobutsu Kyosio Haisyu” dan gosyo-gosyo penting lainnya (Sekte/aliran NSI).
Yang terpenting bagi umat buddha adalah percaya, melaksanakan kata-kata buddha dan belajar kebaikan/kebajikan. 3 hal tersebut akan mengantarkan rezeki jiwa untuk mencapai nibbana/kesadaran buddha.
Oleh karena itu, kebanyakan umat buddha seperti biasa-biasa saja, mungkin terlihat belum terlalu paham mengenai ajaran, tetapi mereka berusaha mempraktikan ajaran sang buddha dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari dirinya sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar .

Jangan sampai atau amit-amit, banyak paham mengenai Tuhan atau Konsep Ketuhanan ataupun ajaran secara mendalam, tetapi PERILAKU/TINDAKAN yang dilakukan TIDAK SESUAI Ajaran.