kesurupan

APAKAH KESURUPAN ITU?

Menurut KBBI : kesurupan (kata kerja) didefinisikan sebagai kemasukan (setan, roh) sehingga bertindak yang aneh-aneh. Sedangkan definisi kerasukan, n, adalah kemasukan (roh jahat dan sebagainya); kesurupan.

Menurut kamus Bahasa inggris, kesurupan disebut juga dengan possessed (of a person or their mind controlled by an evil spirit) yang diartikan sebagai seseorang atau pikirannya dikuasai oleh mahkluk jahat.

Menurut Wikipedia, Kesurupan adalah sebuah fenomena di mana seseorang berada di luar kendali dari pikirannya sendiri. Beberapa kalangan mengganggap kesurupan disebabkan oleh kekuatan gaib yang merasuk ke dalam jiwa seseorang.

Dalam dunia psikologi, fenomena kesurupan dikenal dengan istilah “split personality” atau “dissociative identity disorder”. Pengalaman individu terhadap traumatis, kepercayaan, perilaku, pola pikir dan terjadi berulang kali yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda.

Menurut beberapa agama dan kebanyakan opini masyarakat bahwa penyebab kesurupan dibagi atas 2 bagian yaitu karena:

  1. Masuknya makhluk astral (kasat mata/gaib) kedalam tubuh manusia (gagasan imajinatif kontemplatif)
  2. Faktor manusia itu sendiri akibat stress, lelah, banyak pikiran/banyak masalah.

Tempat kejadian kesurupan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja (baik secara individu atau massal), sebagai contoh:

  1. Di rumah
  2. Di jalan
  3. Di tempat angker
  4. Sekolah/kampus
  5. Tempat ibadah
  6. Taman, Mall, dll

Kejadian-kejadian bila seseorang kesurupan (pada umumnya):

  1. Diluar akal sehat (berteriak, memaki, melotot, menangis, bertindak tidak seperti dirinya sendiri);
  2. Kejang-kejang dan mulutnya berkomat kamit mengeluarkan kata-kata yang maksudnya sulit untuk di mengerti;
  3. Suara yang berbeda, tangan orang yang kesurupan akan mengepal keras, gigi merapat keras, kekuatan dan tenaganya berlipat ganda.

Fenomena kesurupan atau kerasukan adalah fenomena yang biasa dialami oleh masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara selain Indonesia (dari berbagai belahan bumi). Terdapat aliran/sekte buddhis yang mempercayai juga bahwa fenomena kesurupan dapat dimasuki oleh makhluk lain kedalam tubuh seseorang. Makna “kesurupan” secara sederhana adalah menerima getaran-getaran atau gaya-gaya batin dari luar dan secara utuh mempengaruhi/mengalahkan batin si pemilik tubuh. Orang yang kesurupan dapat terjadi berulang kali, tidak hanya dialami sekali saja dalam hidup, tetapi juga ada yang menahun (misal, momen setiap bulan purnama, setiap akhir bulan, momen acara ritual, setiap banyak kesulitan/masalah). Bahkan dapat dikatakan juga dapat menular, ada satu yang kesurupan, yang lain juga ikut kesurupan.

Menurut pandangan buddhis (khususnya Mahayana), Kesurupan adalah sebuah fenomena di mana seseorang berada di luar kendali dari pikirannya sendiri. Kesurupan adalah proses melemahnya kesadaran diakibatkan karena kurangnya tingkat kesadaran dan kemawasan diri. Kesurupan dapat terjadi karena aspek psikologis dan sistem keyakinan. Fenomena ini bukanlah peristiwa roh manusia keluar dari jasmani kemudian digantikan dengan roh lain atau disisipkan. Untuk menghindari dari kesurupan yang tidak diinginkan dapat ditempuh dengan cara memperbanyak perbuatan baik “kusala kamma” dan menjalankan delapan ruas berunsur delapan (panna, sila, Samadhi) agar aura tetap cemerlang seperti sediakala.

  • Orang-orang yang memiliki kesadaran lemah akan mudah kesurupan, orang yang kesadarannya kuat akan sulit bahkan tidak mungkin kesurupan
  • Faktor lainnya adalah perasaan bersalah (guilty feeling), orang-orang yang memiliki penyesalan tinggi akan mudah menjadi terlena sehingga mudah mengalami kesurupan.

Mengapa terjadi ?
Karena pikiran/kesadaran manusia yang lemah. Selama pikiran/kesadaran manusia tinggi dan terkendali maka tidak akan terjadi fenomena ini. Perasaan yang meluap-luap seperti kemarahan, kesedihan, keharuan, depresi merupakan salah satu faktor melemahnya kesadaran manusia. Oleh karena itu tidak heran jika kita juga menemukan fenomena ”kerasukan” ini dirumah-rumah ibadah, dan biasanya terjadi pada saat acara/kegiatan yang menciptakan kondisi sehingga perasaan yang meluap-luap tersebut timbul.

Umumnya orang yang sudah lelah setelah bekerja seharian, banyak kesulitan/masalah. Saat itulah banyak orang melamun, teringat akan apa yang telah terjadi. Dalam kondisi badan lelah dan pikiran yang terus bergentayangan/banyak pikiran, ditambah lagi suasana di lingkungan yang kurang mendukung, mudah membuat orang terlena, kesadarannya menurun dan bawah sadarnya bisa naik.

Istilah roh tidak umum dipergunakan dalam Buddhism. Dalam pandangan Buddhism di dalam kehidupan terdapat banyak jenis makhluk, ada yang nampak maupun tidak nampak dengan mata telanjang atau mata biasa (alam peta, 31 alam kehidupan). Dalam pandangan Buddhisme, apa yang dimaksud dengan makhluk adalah perpaduan dari jasmani, batin dan badan pokok. Jasmani dan batin tidak dapat dipisahkan satu sama lain (Dharmakaya, Nirmanakaya, Sambogakaya – Kutai, Ketai, Cutai – Koe, Ke, Cu – So, Syo, Tai). Tidak ada bagian dari jasmani manusia yang ”kosong” dari batin/kesadaran manusia itu sendiri. Dengan demikian tidak ada yang namanya atau peristiwa roh manusia keluar dari jasmani kemudian digantikan dengan roh lain atau disisipkan seperti di film-film horor.
Pertanyaan mengenai fenomena kesurupan/kerasukan adalah “Apakah setan atau roh dapat memasuki tubuh kita dan mempengaruhi pikiran dan kekuatan kita?” Jawabannya sederhana. TIDAK! Seperti yang telah umat Buddha ketahui dan pahami, bahwa setan, hantu, roh, atau apapun itu TIDAK dapat memasuki tubuh kita karena mereka adalah makhluk yang terlahir di alam rendah.

Cara menangani/menyembuhkan orang kesurupan:

  1. Beberapa agama menggunakan mantera atau bacaan tertentu
  2. Adapula dengan memberikan minum atau disiram air
  3. Contoh: Bagi pemain kuda lumping yang mengalami kesurupan, untuk mengembalikan kesadarannya mengunakan pecutan dengan cara dicambuk untuk kembali sadar.

Cara menangani/menyembuhkan orang kesurupan dari pandangan buddhis:

  1. Bila tidak menyiksa diri, biarkan orang tersebut sampai dia merasa lelah/capek, umumnya fenomena kesurupan terjadi tidak berlangsung lama (< 1 jam). Bila menyiksa diri alangkah baiknya, kita pegang tangan dan kakinya atau bagian tubuhnya untuk memunculkan kesadaran.
  2. Saat ada orang yang mengalami kesurupan, banyak yang menjadi takut karena berpikir bahwa orang yang kesurupan sedang dikuasi oleh roh jahat, mahluk halus, para leluhur atau para dewa. Sebenarnya fenomena ini tidak perlu ditakuti karena fenomena ini dapat dengan mudah disembuhkan. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah jangan bersikap kasar pada orang yang sedang kesurupan sehingga tidak memicu dia untuk memberontak atau berbalik bersikap kasar pada kita. Cukup pegang tangannya atau kakinya atau bagian tubuhnya. Pijatlah dengan lembut tangan atau kaki atau bagian tubuh yang lainnya. Membuka kepalan tangannya hingga terbuka jari-jarinya lurus. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kesadaran orang tersebut. Jika cara tersebut tidak mempan. Pijat dengan keras sela antara jempol dan telunjuk jari. Jika sela ini dipijat dengan keras, akan menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit tersebut akan bisa menyadarkan dia. Pijat juga ujung jempol kaki kanannya. Jika yang bersangkutan masih kesurupan kembali, pijatlah berulang kali hingga orang tersebut menjadi benar-benar sadar. Berikan air minum dan coba atur pernafasannya.

Kesadaran dapat di muncul kan dengan mengatur keadaan jasmani kita (pengaturan pernafasan, posisi tubuh yang rileks dan menyadari waktu bergerak), mengatur kondisi bathin/perasaan (perasaan senang, perasaan sakit, perasaan netral/seimbang), dan selalu menjaga pikiran kearah yang positif.

Info: Tujuh (7) jenis gangguan syaraf yang dapat diasosiasikan dengan kesurupan yang tidak disengaja. Gangguan Syaraf ini antara lain:

1. Sindrom Gilles de la Tourette
= Sebuah penyakit kerusakan otak yang dicirikan dengan keluarnya kata-kata tabu secara tidak terkendali dan begitu mudahnya orang tersebut mengulangi kata-kata orang lain (latah) serta gerakan yang tak terkendali.

2. Epilepsi
= Sebuah penyakit yang disebabkan pelepasan listrik berlebihan di otak dan dicirikan kejang mendadak (sawan).

3. Gangguan Identitas Disosiatif = Disebut juga Kepribadian Ganda (MPD). Kemungkinan disebabkan oleh perubahan arah aliran darah di otak atau volume hippocampus dan amygdala yang kecil di otak. Dicirikan perubahan kepribadian seseorang menjadi orang dengan identitas berbeda.

4. Schizophrenia
= Perbedaan kimiawi otak yang berakibat pada pecahnya hubungan antara kemampuan kognitif dengan emosional. Akibatnya penderita tidak memiliki basis logika untuk tindakannya. Walaupun emosinya tidak dapat diprediksi, seorang schizo dapat sangat cerdas karena kemampuan kognitifnya tidak dipengaruhi oleh emosi.

5. Psikosis
= Kerusakan otak / penyalahgunaan narkotika yang berakibat pada pecahnya hubungan antara dunia nyata dan imajinasi. Merupakan gejala paling umum ditemukan di masyarakat. Seseorang dapat merasa dirinya di dunia nyata padahal sedang berkhayal, begitu juga sebaliknya.

6. Histeria = Reaksi emosional negatif atau ketakutan berlebih yang semakin menjadi-jadi, baik secara individu maupun massal. Hal ini disebabkan kesamaan pengalaman terutama trauma yang terjadi pada kelompok (jika massal) atau munculnya pemicu ingatan terhadap trauma di masa lalu. Paling banyak terjadi pada perempuan.

7. Mania = Reaksi emosional positif atau kegembiraan berlebih yang semakin menjadi-jadi. Tidak diketahui apakah dapat bersifat massal atau tidak. Pemicu utama mania adalah insomnia atau kesulitan tidur.

Hal-hal yang cukup menjadi perhatian terhadap fenomena kesurupan:

  1. Ajang mencari rejeki. Cth: Oknum yang mengaku bisa kesurupan/kerasukan apapun sesuai order. Kemasukan dewa-dewi, seperti kemasukan dewi kwan im, kongco, raja, para leluhur dan lainnya
  2. Pemahaman yang salah serta mengagungkan orang pintar/dukun /Tangsin sebagai penyembuh seseorang kesurupan. Semua orang pada dasarnya dapat menyembuhkan/membantu bila ada fenomena kesurupan.

Semoga bermanfaat